I. PENDAHULUAN
A. RASIONAL
Anak TK
merupakan individu yang berbeda, unik, dan memiliki karakteristik tersendiri
sesuai dengan tahapan usianya. Masa usia TK merupakan masa keemasan (golden
age) di mana stimulasi seluruh aspek perkembangan berperan penting untuk
tugas perkembangan selanjutnya. Perlu disadari bahwa masa-masa awal kehidupan
anak, termasuk anak TK, merupakan masa terpenting dalam rentang kehidupan
seseorang anak. Pada masa ini pertumbuhan otak sedang mengalami perkembangan
yang sangat pesat.
Pendidikan
TK diberikan pada anak agar dapat berkembang secara optimal. Mengingat
pentingnya masa ini, maka peran stimulasi berupa penyediaan lingkungan yang
kondusif harus disiapkan oleh para pendidik, baik orang tua, guru, pengasuh
ataupun orang dewasa lain yang ada di sekitar anak, sehingga anak memiliki
kesempatan untuk mengembangkan seluruh potensinya. Potensi yang dimaksud
meliputi aspek moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional dan kemandirian,
kemampuan berbahasa, kognitif, fisik / motorik, dan seni.
Upaya
pengembangan harus dilakukan melalui kegiatan bermain agar tidak membuat anak
kehilangan masa bermainnya. Bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan
bagi anak, bermain juga membantu anak mengenal dirinya, dengan siapa ia hidup,
serta lingkungan tempat di mana ia hidup. Melalui bermain anak memperoleh
kesempatan untuk berkreasi, bereksplorasi, menemukan, dan mengekspresikan
perasaannya. Atas dasar hal tersebut di atas, maka perlu dirumuskan Standar
Kompetensi anak TK yang dikembangkan berdasarkan karakteristik perkembangan
anak agar dapat digunakan oleh para pendidik anak usia dini dalam mengembangkan
seluruh potensi anak.
B. PENGERTIAN
Pendidikan
TK adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak usia 4 sampai 6
tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Taman Kanak-kanak adalah salah satu
bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang
menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 4 sampai 6 tahun. Standar
kompetensi anak TK merupakan seperangkat kompetensi yang diharapkan dapat
dikuasai oleh anak sesuai dengan tahapan usianya. Standar ini dikembangkan
berdasarkan aspek perkembangan anak akhir usia 5 dan 6 tahun.
C. TUJUAN DAN FUNGSI
1. Tujuan
Membantu mengembangkan berbagai
potensi yang dimiliki anak, meliputi aspek moral dan nilai-nilai agama, sosial,
emosional dan kemandirian, kemampuan berbahasa, kognitif, fisik/motorik, dan
seni, sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungannya.
2. Fungsi
a. Mengetahui perkembangan sikap dan
perilaku yang baik sesuai kaidah agama dan norma yang dianut.
b. Mengetahui kemampuan sosialisasi
dan kemampuan mengendalikan emosi.
c. Mengetahui perkembangan kemampuan menolong
diri sendiri.
d. Mengetahui kemampuan perkembangan
bahasa.
e. Mengetahui kemampuan daya pikir
dan kemampuan untuk memecahkan masalah.
f. Mengetahui pertumbuhan fisik dan
perkembangan keterampilan motorik dan panca indera.
D. RUANG LINGKUP
Ruang ingkup Kurikulum TK
meliputi aspek perkembangan :
1. Moral dan nilai-nilai agama;
2. Sosial, emosional, dan
kemandirian;
3. Berbahasa;
4. Kognitif;
5. Fisik/motorik; dan
6.
Seni.
Untuk menyederhanakan lingkup
kurikulum, menghindari tumpang tindih, dan memudahkan guru menyusun program
pembelajaran yang sesuai dengan pengalaman mereka, maka aspek-aspek
perkembangan tersebut dipadukan dalam bidang pengembangan yang utuh mencakup : bidang
pengembangan diri dan bidang pengembangan kemampuan dasar.
1.
Bidang
Pengembangan Diri
Bidang pengembangan diri
merupakan kegiatan yang dipersiapkan untuk mengembangkan aspek (a) moral dan
nilai-nilai agama; serta (b) sosial, emosional, dan kemandirian sehingga
peserta didik TK memiliki kebiasaan yang positif pada aspek-aspek tersebut.
2.
Bidang
Pengembangan Kemampuan Dasar
Bidang pengembangan kemampuan
dasar merupakan kegiatan yang dipersiapkan oleh guru untuk meningkatkan
kemampuan dan kreativitas sesuai dengan tingkat perkembangan eserta didik.
Bidang pengembangan kemampuan dasar tersebut meliputi aspek perkembangan (a)
berbahasa; (b) kognitif; (c) fisik / motorik; dan (d) seni.
E. PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN
DI TK
Beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan/ pembelajaran di TK meliputi:
1.
Berorientasi
pada Perkembangan Anak
Dalam melakukan kegiatan,
pendidik perlu memberikan kegiatan yang sesuai dengan tahapan perkembangan
anak. Anak merupakan individu yang unik, maka perlu memperhatikan perbedaan
secara individual. Dengan demikian dalam kegiatan yang disiapkan perlu
memperhatikan cara belajar anak yang dimulai dari cara sederhana ke rumit,
konkrit ke abstrak, gerakan ke verbal, dan dari ke-aku-an ke rasa sosial.
2.
Berorientasi
pada Kebutuhan Anak
Kegiatan pembelajaran pada anak
harus senantiasa berorientasi kepada kebutuhan anak. Anak pada usia dini sedang
membutuhkan proses belajar untuk mengoptimalkan semua aspek perkembangannya.
Dengan demikian berbagai jenis kegiatan pembelajaran hendaknya dilakukan
berdasarkan pada perkembangan dan kebutuhan masing-masing anak.
3.
Bermain
Sambil Belajar atau Belajar Seraya Bermain
Bermain merupakan pendekatan
dalam melaksanakan pembelajaran di TK. Kegiatan pembelajaran yang disiapkan
oleh pendidik hendaknya dilakukan dalam situasi yang menyenangkan dengan
menggunakan strategi, metode, materi/bahan, dan media yang menarik serta mudah
diikuti oleh anak. Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan
dan memanfaatkan objek-objek yang dekat dengan anak, sehingga pembelajaran
menjadi bermakna bagi anak. Ketika bermain anak membangun pengertian yang
berkaitan dengan pengalamannya.
4.
Stimulasi
Terpadu
Perkembangan anak bersifat
sistematis, progresif dan berkesinambungan. Hal ini berarti kemajuan
perkembangan satu aspek akan mempengaruhi aspek perkembangan lainnya.
Karakteristik anak memandang segala sesuatu sebagai suatu keseluruhan, bukan
bagian demi bagian. Stimulasi harus diberikan secara terpadu sehingga seluruh
aspek perkembangan dapat berkembang secara berkelanjutan, dengan memperhatikan
kematangan dan konteks sosial, dan budaya setempat. Contohnya jika anak
melakukan kegiatan makan, maka dalam kegiatan tersebut anak mengembangkan
aspek: Moral/agama : mengerti tata cara makan yang baik dan benar Sosial, emosional dan kedisiplinan : menolong
diri sendiri Bahasa : mengenal kosakata
tentang nama makanan dan peralatan makan
Kognitif : mengerti manfaat makan
Motorik : mulai belajar memegang sendok.
5.
Lingkungan
Kondusif
Lingkungan pembelajaran harus
diciptakan sedemikian menarik dan menyenangkan serta demokratis sehingga anak
selalu betah dalam lingkungan sekolah baik di dalam maupun di luar ruangan.
Lingkungan fisik hendaknya memperhatikan keamanan dan kenyamanan anak dalam
bermain. Penataan ruang belajar harus disesuaikan dengan ruang gerak anak dalam
bermain sehingga anak dapat berinteraksi dengan mudah baik dengan pendidik
maupun dengan temannya. Lingkungan belajar hendaknya tidak memisahkan anak dari
nilai-nilai budayanya, yaitu tidak membedakan nilai-nilai yang dipelajari di
rumah dan di sekolah ataupun di lingkungan sekitar. Pendidik harus peka
terhadap karakteristik budaya masing-masing anak.
6.
Menggunakan
Pendekatan Tematik
Kegiatan pembelajaran dirancang
dengan menggunakan pendekatan tematik. Tema sebagai wadah mengenalkan berbagai
konsep untuk mengenal dirinya dan lingkungan sekitarnya. Tema dipilih dan
dikembangkan dari hal-hal yang paling dekat dengan anak, sederhana, serta
menarik minat.
7.
Aktif,
Kreatif, Inovatif, Efektif, dan Menyenangkan
Proses pembelajaran yang aktif,
kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan dapat dilakukan oleh anak yang
disiapkan oleh pendidik melalui kegiatan-kegiatan yang menarik, menyenangkan
untuk membangkitkan rasa ingin tahu anak, memotivasi anak berpikir kritis, dan
menemukan hal-hal baru. Pengelolaan pembelajaran hendaknya dilakukan secara
demokratis, mengingat anak merupakan subjek dalam proses pembelajaran.
8.
Menggunakan
Berbagai Media dan Sumber Belajar
Setiap kegiatan untuk
menstimulasi perkembangan potensi anak, perlu memanfaatkan berbagai media dan
sumber belajar, antara lain lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang
sengaja disiapkan oleh pendidik. Penggunaan berbagai media dan sumber belajar
dimaksudkan agar anak dapat bereksplorasi dengan benda-benda di lingkungan
sekitarnya.
9.
Mengembangkan
Kecakapan Hidup
Proses pembelajaran harus
diarahkan untuk mengembangkan kecakapan hidup melalui penyiapan lingkungan
belajar yang menunjang berkembangnya kemampuan menolong diri sendiri, disiplin
dan sosialisasi serta memperoleh keterampilan dasar yang berguna untuk
kelangsungan hidupnya.
10. Pemanfaatan Teknologi Informasi
Pelaksanaan stimulasi pada anak
usia dini jika dimungkinkan dapat memanfaatkan teknologi untuk kelancaran
kegiatan, misalnya tape, radio, televisi, komputer. Pemanfaatan teknologi
informasi dalam kegiatan pembelajaran dimaksudkan untuk mendorong anak
menyenangi belajar.
11. Pembelajaran bersifat demokratis
Proses pembelajaran di TK
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir, bertindak,
berpendapat, serta berekspresi secara bebas dan bertanggung jawab.
F. RAMBU-RAMBU
1.
Standar
kompetensi ini merupakan acuan bagi pendidik dalam menyusun program kegiatan
atau perencanaan pembelajaran untuk mencapai optimalisasi perkembangan anak.
2. Standar kompetensi ini dirancang
untuk melayani anak sesuai dengan tahapan usianya.
3. Standar kompetensi ini dirancang
sebagai acuan assessment perkembangan anak.
4. Standar kompetensi ini dirancang
untuk akuntabilitas
5. Standar kompetensi ini merupakan
standar perkembangan minimal. Pendidik dapat memberikan pengayaan apabila anak
telah menguasai kemampuan pada tahap perkembangannya.
6.
Penggunaan
standar kompetensi ini bersifat fleksibel yang disesuaikan dengan lingkungan
sosial dan budaya anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar