Kamis, 15 Juni 2017

Melipat, Menggunting, Merekat, Merakit dan Meronce



PERTEMUAN KE 6

Melipat, Menggunting, Merekat, Merakit dan Meronce
 Beberapa Tehnik yang Bisa Digunakan untuk Proses Pembelajaran Anak Usia Dini
1.      Melipat
Melipat merupakan kegiatan yang bisa diberikan kepada anak usia dini. Dengan
melipat anak bisa menghasilkan suatu karya, misalnya hiasan kalung yang menyerupai kipas kecil. Melipat juga mampu melatih keterampilan motorik halus anak serta membuat anak menjadi kreatif. Adanya kegiatan melipat untuk anak usia dini, maka kertas yang tidak terpakai akan bisa dimanfaatkan, misalnya melipat kertas untuk melapisi kotak yang akan dibentuk menjadi sebuah boneka kotak.
2.      Menggunting
Sama halnya dengan kegiatan melipat, kegiatan menggunting juga bisa diberikan
untuk anak usia dini. Anak bisa menggunting menggunakan gunting, sesuai dengan keinginan anak. Misalnya menggunting bagian tulisan disebuah kotak untuk dijadikan sebuah hasil karya seperti kalung atau gelang. Kegiatan menggunting juga dapat melatih perkembangan motorik  halus anak.
3.      Merekat
Merekat merupakan menempel bentuk satu dengan bentuk yang lainnya. Untuk merekat bisa menggunakan lem.
4.      Merakit
Merakit merupakan suatu kegiatan membentuk sesuatu yang baru atau bentuk yang sudah ada.
5.      Meronce
Meronce merupakan kegiatan yang biasa diberikan untuk anak usia dini. Meronce ialah membentuk sebuah kerajinan tangan dengan cara menyusun benda-benda dalam jalinan.
Berdasarkan tehnik diatas, kegiatan melipat, menggunting dan merekat bisa dijadikan satu kesatuan atau tidak lepas sendiri-sendiri.


KLASIKAL, INDIVIDUAL, PERMISIF

PERTEMUAN KE 15

KLASIKAL

Pengajaran klasikal adalah model pembelajaran yang biasa kita lihat sehari-hari. Pada model ini, guru mengajar sejumlah siswa, biasanya antara 30 sampai dengan 40 orang siswa di dalam sebuah ruangan. Para siswa memiliki kemampuan minimum untuk tingkat itu dan diasumsikan mempunyai minat dan kecepatan belajar yang relatif sama. Dengan kondisi seperti ini, kondisi belajar siswa secara individual baik menyangkut kecepatan belajar, kesulitan belajar dan minat belajar sukar untuk diperhatikan oleh guru. Pada umumnya cara guru dalam menentukan kecepatan menyajikan dan tingkat kesukaran materi kepada siswanya berdasarkan pada informasi kemampuan siswa secara umum. Guru tampaknya sangat mendominasi dalam menentukan semua kegiatan pembelajaran. Banyaknya materi yang akan diajarkan, urutan materi pelajaran, kecepatan guru mengajar dan lain-lain sepenuhnya ada di tangan guru.
Metode pembelajaran klasikal konvensional biasanya menuntut disiplin yang tinggi dari para siswa, dan guru memiliki otoritas penuh di ruang kelas. Setiap anomali sekecil apapun bisa membuat si murid harus
berdiri-bangau di samping papan tulis selama jam pelajaran, atau
terkena sengatan lemparan kapur tulis pak guru (kalau sekarang mungkin
kena lemparan laptop atau LCD projector). Hasil belajarnya memang
biasanya luar biasa, hapal luar kepala, monocolor, dan antikritik. Kebenaran itu tunggal dan tidak boleh dipertanyakan.
Pembelajaran klasikal cenderung digunakan oleh guru apabila dalam proses belajarnya lebih banyak bentuk penyajian materi dari guru. Penyajian lebih menekankan untuk menjelaskan sesuatu materi yang belum diketahui atau dipahami siswa. Alternatif metodenya cenderung dengan metoda ceramah dan tanya jawab bervariasi atau metoda lain yang memungkinkan sesuai dengan karakeristik materi pelajaran. Metoda tanya jawab dan metoda ceramah dalam pembelajaran klasikal sulit dipisahkan. Melalui metoda tanya jawab memungkinkan adanya aktifitas proses mental siswa untuk melihat adanya keterhubungan yang terdapat dalam materi pelajaran.
Pembelajaran klasikal akan memberikan kemudahan bagi guru dalam mengorganisasi materi pelajaran, karena dalam pembelajaran klasikal secara umum materi pelajarannya akan seragam diserap oleh siswa baik urutan maupun ruang lingkupnya. Pembelajaran klasikal dapat digunakan apabila materi pelajaran lebih bersifat informatif atau fakta. Terutama ditunjukkan untuk memberikan informasi atau sebagai pengantar dalam proses belajar mengajar. Sehingga dalam proses belajarnya, siswa lebih banyak mendengarkan atau bertanya tentang materi pelajaran tersebut. Proses pembelajaran klasikal dapat membentuk kemampuan siswa dalam menyimak atau mendengarkan dan membentuk kemampuan dalam bertanya. Motivasi dan membangkitkan perhatian siswa sangat penting dalam pembelajaran klasikal. Karena pembelajaran klasikal ini akan berhasil apabila ada keterkaitan antara stimulus dan respon dalam proses belajar mengajar.

INDIVIDU
 Individu berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak terbagi”. Dalam ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan dan jiwa yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia. Individu merupakan kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan. Maka dapat disimpulkan bahwa individu adalah manusia yang memiliki peranan khas atau spesifik dalam kepribadiannya. Dan terdapat tiga aspek dalam individu yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek sosial. Dimana aspek aspek tersebut saling berhubungan. Apabila salah satu rusak maka akan merusak aspek lainnya. Apabila pola tingkah lakunya hampir identik dengan tingkah laku massa yang bersangkutan. Proses yang meningkatakan ciri-ciri individualitas pada seseorang sampai pada dirinya sendiri, disebut proses individualisasi atau aktualisasi diri. Dalam proses ini maka individu terbebani berbagai peranan yang berasal dari kondisi kebersamaan hidup, yang akhirnya muncul suatu kelompok yang akan menentukan kemantapan satu masayarakat. Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada tiga kemungkinan: pertama menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitasnya. Kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga mempengaruhi masyarakat. (Hartomo, 2004: 64). Dengan demikian manusia merupakan mahluk individual tidak hanya dalam arti keseluruhan jiwa-raga, tetapi merupakan pribadi yang khas, menurut corak kepribadiannya dan kecakapannya.

PERMISIF
Permisif adalah pola asuh yang menekankan ekspresi diri dan pengaturan diri sendiri (wikipedia,2012) Pengertian ini dijelaskan lebih lanjut dalam wikipedia sebagai berikut, Permisivisme berasal dari bahasa Inggris, permissive yang berarti serba membolehkan, suka mengizinkan. Sejalan dengan arti katanya, permisivisme merupakan sikap dan pandangan yang membolehkan dan mengizinkan segala-galanya


KOLASE DAN MONTASE

PERTEMUAN KE 11



Kolase
Kolase adalah komposisi artistik yang dibuat dari bermacam-macam bahan, seperti kertas, kain, kaca, logam, kayu, dan lainnya yang ditempelkan pada permukaan gambar. Kolase adalah karya seni rupa dua dimensi yang menggunakan bermacam-macam macam paduan bahan. Selama bahan itu dapat dipadukan dengan bahan dasar, akan menjadi karya seni kolase yang dapat mewakili pesan estetis orang yang membuatnya.
Seni kolase berlawanan sifatnya dengan seni lukis, pahat atau cetak dimana karya yang dihasilkan tidak lagi memperlihatkan bentuk asal material yang dipakai. Pada seni lukis, misalnya, dari kanvas putih menjadi lukisan yang berwarna-warni. Dalam seni kolase bentuk asli dari material yang digunakan harus tetap terlihat. Jadi kalau menggunakan kerang-kerangan atau potongan-potongan foto, material itu wajib masih dapat dikenali bentuk aslinya meskipun sudah dirakit menjadi satu kesatuan.
·         alat dan bahan membuat kolase
1.      kertas origami
2.      lem
3.      gunting
4.      daun
5.      pensil
6.      kertas hvs
·         cara membuat kolase
1.      gunting kertas origami membentuk bulat dan lonjong
2.      gunting daun menyerupi sayap
3.      temple kertas yang sudah digunting ke kertas hvs
4.      hasil tempelan tersebut menyerupai hewan lebah

Pengertian Montase
Pengertian Montase, menurut kamus besar Bahasa Indonesia, yaitu komposisi gambar-gambar  yang dihasilkan dari percampuran unsur dari beberapa sumber.  Pada perkembangannya montase yang semula terbatas pada karya dua dimensi sekarang telah merambah kepada karya tiga dimensi. Karya montase ini juga kurang dikenal oleh kalangan umum, karena bentuk karyanya masih mempunyai kemiripan dengan seni lukis, seni kriya, seni patung. Sehingga jenis karya ini dianggap sebagai salah satu dari jenis karya tersebut.
Langkah-langkah Membuat Montase
Adapun langkah-langkah dalam pembuatan montase, yaitu:
  1. Sediakan alat dan bahan:
  2. Majalah, koran, gambar-gambar yang akan dijadikan montase
  3. Gunting
  4. Lem
  5. Buku gambar sebagai tempat menempelkan gambar
  6. Potonglah gambar-gambar dari majalah yang akan dijadikan montase, misalkan badan dan kepala berbeda
  7. Guntinglah gambar tersebut yang dirasakan sudah cocok
  8. Tempelkan gambar pada buku gambar yang sudah disiapkan dengan menggunakan lem
  9. Lihat hasil montase yang dibuat



Rabu, 14 Juni 2017

Dunia Anak adalah Dunia Bermain

PE RTEMUAN KE 9


Dunia Anak adalah Dunia Bermain
Bermain dapat mengembangkan kreativitas anak
Bermain sangat lekat dengan kehidupan anak yang menyenangkan dan menjadikan mereka lebih ceria. Namun kebanyakan masyarakat kita masih beranggapan bahwa bermain sebagai suatu kegiatan yang hanya membuang-buang waktu dan tidak bermanfaat. Tentu saja anggapan ini salah, karena dalam bermain banyak hal yang dapat ditumbuhkan dan ditingkatkan bagi anak.
Berikut ini adalah beberapa manfaat yang diperoleh anak lewat bermain:
1. Perkembangan fisik: kesehatan dan kekuatan otot tubuh.
2. Ketrampilan motorik: gerakan tubuh, ketrampilan jari-jemari
3. Perkembangan kognitif: atensi, konsentrasi, daya ingat, daya nalar, bahasa, mengenali dan memahami berbagai konsep dasar sebagai cikal bakal mempelajari matematika, membaca, menulis, dll
4. Perkembangan sosial dan emosional: bersosialisasi dengan teman sebaya, tenggang rasa, peduli dan bekerjasama dengan orang lain, ketekunan, tidak mudah menyerah, kendali diri, memecahkan masalah, dll.
Melalui berbagai macam aktivitas bermain, anak melatih kemampuan fisik dan motoriknya, mematangkan emosi dan mengasah keterampilan sosialnya, memperlancar komunikasinya, juga mengembangkan kognitifnya.
Bermain adalah hak anak, ini sesuai dengan konvensi PBB mengenai hak anak yang sudah diratifikasi oleh pemerintah Indonesia tahun 1990. Bermain juga merupakan kebutuhan anak dan bisa dilakukan kapan, di mana, dengan siapa dan menggunakan apa saja. Bahkan anak bisa menikmati kesenangan bermain hanya dengan menggunakan imajinasinya.
Orangtua juga berperan serta untuk terlibat dalam permainan, mendampingi, dan mendukung kegiatan bermain yang dilakukan anak, juga merangsang anak untuk mengoptimalkan fungsi permainan terhadap aspek-aspek perkembangannya. Permainan memberi efek ke arah perkembangan anak, maka permainan yang mengarah pada perkembangan yang negatif dapat dikontrol, contohnya sikap agresif. Perlu diingat bahwa permainan adalah milik anak, orangtua jangan sampai mendominasi sehingga mengakibatkan kunci permainan yaitu “kesenangan” menjadi hilang.





http://www.bimba-aiueo.com/dunia-anak-adalah-dunia-bermain/