Rabu, 12 April 2017

MULTIPEL INTELEGENSI




Pengertian Multipel Intelegensi
Istilah intelegensi atau kecerdasan bukanlah sesuatu hal yang baru dikalangan pendidik. Namun sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, ilmu tentang intelegensi pun berkembang. Banyak ahli dari berbagai bidang disiplin ilmu melakukan penelitian tentang otak manusia secara fisik maupun potensinya. Prof. Robert Ornstein dari Universitas California, meneliti tentang potensi otak dan sifat-sifat fisiknya. Ornstein mengemukakan bahwa otak manusia memiliki kemampuan yang jauh lebih besar dari yang kita bayangkan. Kemampuan tersebut dimiliki oleh semua manusia karna semua manusia memiliki satu otak yang utuh. Ornstein juga mengemukakan bahwa proses berpikir adalah menangkap kombinasi informasi yang kompleks antara kata-kata, gambar, suara, warna, dan lain-lain.
 Sementara itu, Prof. Howard Gardner, seorang ahli psikologi kognitif dari Universitas Harvard, meneliti tentang intelegensi/kecerdasan manusia. Ia mengatakan bahwa IQ tidak boleh dianggap sebagai tinggi atau rendah seperti tekanan darah manusia, dan kecerdasan seseorang tidak dapat diukur secara mutlak dengan tes-tes IQ. Ia mengatakan bahwa tes IQ hanya mampu mengukur  kemampuan seseorang dalam mengerjakan tes IQ itu saja. Selanjutnya, ia menemukan bahwa setiap orang memiliki beberapa kecerdasan, tidak hanya satu kecerdasan. Ia menyebutnya dengan intelegensi ganda atau Multiple Intellegences. Yang dimaksud dengan multipel intelegensi/intelegensi majemuk adalah kemampuan untuk memecahkan suatu masalah atau menciptakan suatu produk yang efektif atau yang bernilai dalam satu latar belakang budaya tertentu. Artinya, setiap orang jika dihadapkan dengan suatu masalah tertentu, ia memiliki sebuah kemampuan untuk memecahkan masalah yang berbeda sesuai dengan konteksnya.

Karakteristik Multipel Intelegensi
Menurut Howard Gardner ada 8 (delapan) karakteristik intelegensi/kecerdasan, yaitu:
1.      Intelegensi Berbahsa (Linguistik)
Intelegensi berbahasa mencakup kemampuan-kemampuan berpikir dengan kata-kata, mampu untuk memahami dan merangkai kata dan kalimat baik lisan maupun tertulis. Berikut ini karakteristik individu yang menunjukan kemampuan dalam intelegensi berbahasa :
a.       Senang membaca buku atau apa saja, bercerita atau mendongeng.
b.      Senang berkomunikasi, berbicara, berdialog, berdiskusi, dan senang berbahasa asing.
c.       Pandai mengingat dan menghafal.
d.      Mudah mengungkapkan perasaan baik lisan maupun tulisan.
e.       Humoris
2.      Intelegensi Logis-Matematis
Intelegensi logis-matematis adalah kemampuan berpikir dalam penalaran atau menghitung, seperti kemampuan menelaah masalah secara logis, ilmiah, dan matematis. Berikut ini karakteristik individu yang menunjukan kemampuan dalam intelegensi logis-matematis :
a.       Senang bereksperimen, bertanya, menyusun atau merangkai teka-teki.
b.      Senang dan pandai berhitung dan bermain angka.
c.       Senang mengorganisasikan sesuatu, menyusun skenario.
d.      Mampu berpikir logis, baik induktif maupun deduktif.
e.       Mengoleksi benda-benda dan mencatat koleksinya.
3.      Intelegensi Visual Spasial
Intelegensi visual spasial, yaitu kemampuan berpikir dalam citra dan gambar. Seperti membayangkan bentuk suatu objek. Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi visual spasial :
a.        Senang merangcang sketsa, gambar, desain grafik, tabel.
b.      Peka terhadap citra, warna, dan sebagainya.
c.       Imajinasinya aktif.
d.      Mempunyai persepsi yang tepat dari berbagai sudut.
e.       Pandai memvisualisasikan ide.
4.      Intelegensi Musikal
Intelegensi musikalisasi adalah kemampuan berpikir dengan nada, ritme, irama, dan melodi juga pada suara alam. Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelengensi musikal, ialah :
a.        Pandai mengubah atau mencipta.
b.      Gemar mendengar dan atau memainkan alat musik.
c.       Senang dan pandai bernyanyi, bersenandung.
d.      Pandai mengoperasikan musik serta menjaga ritme.
e.       Bergerak sesuai irama, seperti mengetukkan jari sesuai irama.
5.      Intelegensi Kinestetik Tubuh
Intelegensi kinestetik tubuh, yaitu kemampuan yang berhubungan dengan gerakan tubuh termasuk gerakan motorik otak yang mengendalikan tubuh seperti kemampuan untuk mengendalikan dan menggunakan badan dengan mudah dan cekatan. Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi kinestetik tubuh, yaitu :
a.       Senang menari, dan ackting.
b.      Pandai dan aktif dalam olah raga tertentu.
c.       Mudah berekspresi dengan tubuh.
d.      Senang bergerak atau tidak bisa diam dalam waktu yang lama.
e.       Senang kegiatan di luar rumah.
6.      Intelegensi Intrapersonal
Intelegensi intrapersonal adalah kemampuan berpikir untuk memahami diri sendiri, melakukan refleksi diri. Intelegensi ini menjadikan anak memiliki kemampuan menggunakkan kehidupan emosional untuk memahami dirinya sendiri dengan orang lain. Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi intrapersonal adalah sebagai berikut :
a.       Mampu  menilai diri sendiri/intropeksi diri, bermeditasi.
b.      Mudah mengelola dan menguasi perasaannya.
c.       Sering mengamati dan mendengarkan.
d.      Mudah berkonsentrasi.
e.       Bisa bekerja sendirian dengan baik.
7.      Intelegensi Interpersonal (sosial)
Intelegensi Interpersonal adalah kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain, mudah memahami orang lain dan mementingkan relasi. Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi Interpersonal, yaitu :
a.       Mampu berorganisasi, menjadi pemimpin dalam suatu organisasi.
b.      Senang permainan berkelompok daripada individual.
c.       Biasanya menjadi tempat mengadu orang lain.
d.      Peka terhadap teman.
e.       Mudah mengenal dan membedakan perasaan dan pribadi orang lain.
8.       Intelegensi Naturalisme
Intelegensi naturalisme adalah kemampuan untuk memahami gejala alam, seperti merawat tanaman atau binatang. Berikut ini karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi :
a.        Senang terhadap flora dan fauna, bertani, berkebun, memelihara binatang, berinteraksi dengan binatang, berburu.
b.      Pandai melihat perubahan alam, meramal cuaca, meneliti tanaman.
c.       Senang kegiatan di alam terbuka.
Pada dasarnya, kedelapan intelegensi ini memiliki kekuatan dan bobot yang sama. Hasil pengembangan suatu jenis intelegensi ini akan sangat tergantung pada bagaimana kita menempatkannya.

CETAK DATAR, CETAK TINGGI, CETAK SARING





Ø Cetak Datar
Cetak datar atau Planography print merupakan salah satu jenis teknik seni rupa grafis yang cukup populer di bidang seni grafis.  Disebut cetak datar karena bagian BTM (Bagian tidak mencetak) memiliki tinggi yang sama dengan BM (Bagian Mencetak). Atau yang lebih jelasnya, klisenya yang permukaannya berupa bidang datar dengan prinsip saling menolak dan menerima antara lain tinta dan air. Teknik cetak datar sendiri terdiri dari beberapa macam, salah satunya adalah monotype  atau monoprint  yang menjadi bagian penting dalam perkembangan seni grafis di masyarakat eropa ataupun Indonesia.
Prinsip kerja teknik cetak ini yaitu, menggunakan acuan berupa plat yang sudah terdapat bagian BM dan BTM, selanjutnya bagian BM akan menarik tinta sedangkan bagian BTM akan menarik air (tujuan BTM menarik air agar tinta tidak mengenai BTM, karena jika tinta menyinggung bagian BTM yang terjadi adalah hasil akhir tidak akan menampilkan image/gambar sesuai dengan platnya - Blank (Hitam semua)). Tinta yang sudah mengenai plat selanjutnya akan ditransfer terlebih dahulu di Blangked (itulah sebab mengapa teknik cetak offset juga disebut dengan teknik cetak tidak langsung, karena acuan tidak langsung mengenai permukaan cetak, melainkan melalui perantara terlebih dahulu, dan hal itu juga yang menyebabkan image/gambar yang ada di pelat terbaca - Tidak terbalik). setelah mengenai blangked, selanjutnya ditransfer ke permukaan cetak (kertas), pemindahan tinta dari silinder blangked ke permukaan cetak dibantu olah silinder tekan (immpressi) bertujuan agar tinta yang dialihkan benar-benar tertransfer dengan baik.
          Selain monotype print, ada juga teknik Lithography  yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu lithos (batu) dan graphien (menulis). Lithography merupakan jenis seni grafis cetak datar dengan menggunakan acuan cetak dari lempengan batu kapur. Media batu kapur digunakan karena memiliki sifat dapat menghisap tinta cair dan lemak. Proses pengerjaan karyanya, diawali dengan penggambaran lukisan yang akan dicetak pada lempengan batu kapur. Setelah itu, media lain seperti kertas, dijiplak pada lempengan batu kapur. Sehingga pada saat kertas diambil, gambar tersebut telah mengecap pada kertas.











Ø Cetak Tinggi
Cetak tinggi atau relief print adalah salah satu dari beberapa macam teknik cetak yang memiliki acuan permukaan timbul atau meninggi, dimana permukaan timbul tersebut berfungsi sebagai penghantar tinta. Bagian yang dasar atau permukaan yang tidak timbul merupakan bagian yang tidak akan terkena tinta atau disebut bagian negatif, sedangkan bagian yang kena tinta disebut bagian positif. Untuk memperoleh acuan cetak yang timbul dapat dilakukan dengan cara menghilangkan bagian-bagian yang tidak diperlukan menghantarkan tinta, sehingga tinggal bagian-bagian yang memang berfungsi sebagai penghantar warna atau tinta. Salah satu sifat cetak tinggi adalah apabila acuan cetaknya diamati, maka permukaannya acuan akan tampak sebagai permukaan yang berukir atau berelief. Oleh karena itu cetak tinggi disebut pula sebagai cetak relief atau relief print.
Teknik cukil kayu (woodcut) adalah teknik seni grafis yang paling awal, dan merupakan satu-satunya yang dipakai secara tradisional di Asia Timur. Seni cukil kayu disebut juga dengan istilah xilografi (xylography). Teknik cetak tinggi atau cukil ini menghasilkan gambar maupun tulisan melalui proses pencetakan dengan menggunakan permukaan lembar kayu, linoleumhardboard atau karet vinyl yang dipahat atau dicukil sebagai acuan cetak atau plat. Bagian yang bukan merupakan gambar atau tidak dicetak selanjutnya dicukil, sedangkan bagian gambar atau yang tidak dicukil akan tetap sejajar dengan permukaan plat. Kemudian plat tersebut dibubuhi cat atau pewarna, setelah itu plat dicetak ke kertas dengan cara digosok, dengan bantuan sendok atau alat press. Apabila ingin menggunakan kombinasi beberapa warna, maka kita harus menggunakan acuan cetak atau plat yang berbeda bagi setiap warna yang digunakan.
Prinsip kerjanya adalah mendapatkan bagian positif (permukan yang timbul) dan negatif (permukaan yang cekung). Bagian negatif yang dihasilkan oleh cukilan tidak terkena warna, sebaliknya bagian positif yang tidak tercukil terkena warna. Bagian yang timbul akan diberi tinta dengan menggunakan roller, kemudian dicetak ke permukaan bidang cetak. Teknik cetak ini bertolak belakang dengan teknik cetak intaglio dan etsa (etching) yang justru bagian yang tergores menampung tinta yang kemudian dicetakkan pada kertas.
Perbedaan dengan teknik cetak lainnya, cetak tinggi ini memiliki kesederhanaan dalam peralatan, tidak membutuhkan teknologi yang canggih. Seniman dapat lebih ekspresif dalam menghasilkan karya seni grafis, lagipula ada beberapa nilai estetika yang tidak dapat diperoleh dengan menggunakan teknologi yang canggih. Pada umumnya proses cetak diaplikasikan pada permukaan benda yang datar. Proses pembuatan cetak tinggi dilakukan secara manual, namun tidak menutup kemungkinan apabila sketsa gambar merupakan hasil print-out.
Ø Cetak saring
Cetak saring adalah salah satu teknik proses cetak yang menggunakan layar (screen) dengan kerapatan tertentu dan umumnya barbahan dasarNylon atau sutra. Layar ini kemudian diberi pola yang berasal dari negatif desain yang dibuat sebelumnya. Kain ini direntangkan dengan kuat agar menghasilkan layar dan hasil cetakan yang datar. Setelah diberi fotoresis dan disinari, akan terbentuk bagian-bagian yang bisa dilalui tinta dan tidak.
Proses eksekusinya adalah dengan menuangkan tinta di atas layar dan kemudian disapu menggunakan palet atau rakel yang terbuat dari karet. Satu layar digunakan untuk satu warna.

Sablon adalah sebuah teknik untuk mencetak tinta diatas bahan dengan bentuk yang kita kehendaki. Dengan bantuan screen sablon dan rakel sablon dalam proses pengerjaannya.
Keunggulan dari teknik sablon adalah :
1.     bisa mencetak dengan jumlah yang banyak,
2.     hasil relatif stabil,
3.     bisa menghasilkan beberapa efek menarik, mis : glitters, glow in the dark, timbul, mengkilap/metalik, dsb.
4.     biaya cetak cukup terjangkau,
5.     fleksibel bisa di aneka jenis permukaan bahan.

Pencetakan dengan cara sablon di jaman serba Digital sekalipun akan terus diperlukan. Cetak dengan metode sablon sangat diperlukan untuk pencetakan dalam media yang tidak memungkinkan dilakukan oleh Mesin Digital dan Offset. Mesin sablon yang dapat bekerja otomatis juga telah banyak dipakai saat ini, namun meskipun demikian cetak sablon secara manual tentunya masih banyak dilakukan dengan pertimbangan biaya lebih murah, misalkan Sablon Kain untuk sepanduk dan pakaian, Kaos, Souvenir, sablon pada media plastik dan sebagainya.