Rabu, 15 Maret 2017

FINGER PAINTING, INK BLOT, DAN TARIKAN BENANG



1.      FINGER PAINTING ( MENGGAMBAR DENGAN JARI )
finger painting adalah kegiatan melukis secara langsung dengan jari tangan di atas bidang gambar dengan cara menggoreskan adonan warna (bubur warna) secara bebas. Dalam melakukan finger painting, anak dapat merasakan sensasi pada jari karena kegiatan ini langsung menggunakan jari-jari tangan. Pada dasarnya kegiatanfinger painting sangat mudah dilakukan oleh anak. Oleh karena selain untuk melatih kesenian anak, kegiatan finger painting termasuk dalam kegiatan yang dapat melatih kemampuan motorik halus anak. Anak menggunakan otot-otot jarinya untuk berkreasi sehingga kemampuan motoriknya berkembang. Biasanya untuk melatih anak menulis, terlebih dahulu anak-anak dilatih untuk menggambar. Hal itu secara tidak langsung akan melatih otot-otot halus anak pada tangan dan jari yang sangat berguna sebagai bekal berlatih menulis. Dengan kegiatan finger painting dapat melatih anak untuk menggunakan indranya yaitu indra peraba karena kegiatan finger painting ini mengharuskan anak untuk bersentuhan langsung dengan cat pewarna untuk bahan melukis dengan menggunakan jari-jari mereka. Aktivitas mereka bersentuhan langsung dengan cat dapat melatih anak untuk menggunakan indra perabanya. Kegiatan ini juga dapat membantu anak untuk mengenal warna dan pencampuran warna karena di dalam kegiatan finger painting ini anak dapat bebas memilih dan mencampur cat warna yang akan dipakai untuk kegiatan melukisnya. 
Ø  Alat dan Bahan
1.       Kertas hvs / buku gambar ukuran A3 atau A4
  1. Bubur warna dari adonan tepung terigu dicampur pewarna makanan
  2.  Kertas koran untuk alas tempat menggambar
  3. Tempat untuk mengisi air yang akan digunakan mencuci tangan setelah selesai menggambar 
Ø  Langkah kerja
1.       Siapkan kertas gambar, bubur warna ( adonan warna ) dan alas kerja
  1. Goreskan adonan warna tersebut dengan jari secara langsung sehingga menghasilakan jejak  jari tangan dengan bebas sampai membentuk kesan goresan jari di bidang gambar.
  2. Agar hasil goresan lebih baik buatlah variasi goresan tebal tipis, panjang pendek serta kombinasi warna 


Contoh gambar finger painting







2.      INK BLOT ( TETESAN TINTA )
Contoh tata cara pelaksanaan :
Ø  Bahan:
1.         Pewarna, bisa menggunakan cat air atau pewarna kue
2.        Kertas gambar ukuran A3 atau A4 
Ø  Alat:
1.       sendok teh untuk mencampur warna
2.        Tempat pewarna
Ø  Cara membuat:
·         Cairkan pewarna dengan sedikit air pada tempat untuk mencampur warna. Jika pewarna tidak terlalu kental, tidak perlu dicampur dengan air. Jika menggunakan pewarna kue yang terbuat dari serbuk atau berupa tepung, berilah sedikit air untuk mencairkannya. Hati-hati jangan terlalu encer.
·         Teteskan pewarna yang sudah disiapkan pada beberapa bagian di atas kertas. Dapat dipilih beberapa warna untuk hasil yang lebih baik.
·          Lipat kertas pada bagian tengah sisi panjangnya.
·         Gosoklah dengan hati-hati kertas yang sudah dilipat dan ditetesi warna dengan menggunakan telapak tangan atau penggaris hingga rata, jangan sampai ada warna yang masih mengumpul atau menggumpal.
·         Bukalah lipatan kertasnya, maka akan menghasilkan gambar yang dapat diberi judul sendiri.
Contoh ink blot






3.      TEKNIK TARIKAN BENANG
Kegiatan melukis ini memerlukan tambahan alat benang. Jenis benang yang dapat digunakan adalah benang kasur atau benang lainnya. berikut contoh tata cara pelaksanaannya :
Ø  Bahan:
1.       Pewarna, bisa menggunakan cat air atau pewarna kue
2.       Kertas gambar
Ø  Alat:
1.       sendok teh untuk mencampur warna
2.       Tempat pewarna
3.      Benang kasur
Ø  Cara membuat:
1.      Campurlah perwarna dengan air.
2.      Ambil benang kasur kurang lebih sepanjang 40-45 cm.
3.      Celupkan sebagian besar benang pada cairan pewarna.
4.      Jika dirasakan pewarna telah cukup menempel pada benang, letakkan benang tersebut di atas kertas. Cara meletakkan benang dapat diatur atau bebas sesuai kehendak kalian. Ujung benang bekas pegangan letakkan di luar bidang kertas.
5.       Lalu lipatlah kertas pada bagian tengah sisi panjangnya.
6.      Sambil menekan kertas dengan salah satu telapak tangan, tariklah perlahan-lahan benang sampat keluar dari kertas. Cara menarik kertas terserah kalian, biasa lurus ke bawah, lurus ke samping, atau variasi dari keduanya.
7.      Setelah benang terlepas semua dari atas kertas, bukalah kertas.
8.      Untuk menghasilkan beberapa bentuk dalam satu bidang gambar, cara di atas tadi dapat dilakukan lagi dengan menggunakan warna yang berbeda. Maka akan menghasilkan gambar yang lebih indah.
Contoh gambar tarikan benang







DUNIA SENI RUPA ANAK-ANAK (REMAJA)


MENGGAMBAR
Pengertian menggambar bagi anak
adalah kegiatan-kegiatan membentuk imaji yang dituangkan anak dengan menggunakan teknik-teknik dasar sederhana dengan alat tulis. Bisa pula berarti membuat tanda-tanda tertentu di atas permukaan dengan mengolah goresan dari alat-alat menggambar. Kebanyakan karya anak dengan cara menggambar adalah representasi dari ingatan atau imajinasi anak sehari-hari.

Perkembangan Menggambar Pada Anak :
Ø  Cyril Burt, Italo L,de Francesco dan Victor Lowenfeld adalah adalah tiga pakar pendidik yang melakukan penelitian khusus dibidang perkembangan kemampuan menggambar pada kanak-kanak. Bagan sederhana dibawah memberi gambaran selintas tentang perkembangan kemampuan menggambar mulai dari tingkat usia 2 th sampai dengan 17 th adalah sebagai berikut :
1.      Menurut penelitian Cyril Burt hasil gambar karya anak-anak usia : 2-5 tahun merupakan Masa corengan yang meliputi goresan yang tak teratur (2thn), goresan teratur(3thn), goresan berdasarkan intuisi anak (4thn), goresan yang terlokalisir (5thn).Masa simbolisme diskriptif(6 thn), Masa realisme deskriptif (7-8 thn), Masa visual realisme (9-10 thn), Masa perwujudan(11- 14 thn), Masa revival (15-17 thn).

2.      Italo L,de Francesco menggolongkan perkembangan gambar anak sbb: Tahap manipulatif (2-6 thn), Masa pra simbolik (simbolik) (7-10 thn), Masa awal realisme (11-13 thn), Realisme proyektif (14-15 thn), Realisme analistis (16-17 thn)

3.      Victor Lowenfeld
·         Awal masa ekspresi diri ( 2-4 thn)
·         Prabagan (5-7 thn)
·         Bagan (8-9 thn)
·         Realisme (10- 12 thn)
·         Naturalisme semu (13-14 thn)
·         Masa penentuan(15-17 thn)

Bila kita amati perkembangan menggambar dari ketiga pakar tersebut, maka dapat disimpulkan adanya perbedaan cara pandang tentang perkembangan menggambar anak. Cyril Burt lebih mengutamakan segi perkembangan psikomotor (ketrampilan) anak memakai tangannya., sedangkan Italo L, de Francesco lebih mengutamakan perkembangan afeksi ( sikap dan perasaan) anak, Victor Lowenfeld lebih mengutamakan gabungan dari perkembangan aspek kognitif (pengetahuan), afeksi dan psikomotorik anak. Sedangkan batas usia pola menggambar anak bersifat relatif, sebab setiap individu anak memiliki irama dan tempo perkembangan tidak sama.

ü  Tipe Gambar Anak-Anak :
Keberhasilan karya gambar buatan anak ditentukan oleh orisinalitas gambar yang sesuai dengan dunia anak-anak menurut perkembangan usianya.
Berdasarkan bentuk, dikenal beberapa tipe gambar, yakni tipe visual, tipe haptik, dan tipe campuran. Gambar anak tipe visual, hasil menggambar mirip dengan obyek aslinya. Gambar anak tipe haptik, obyek yang digambar hanya yang menarik minat atau perasaannya, hasilnya berupa gambar yang tidak mirip dengan obyek aslinya. Kebanyakan gambar anak-anak berupa campuran yakni dengan ciri-ciri visual dan haptik.

ü  Bentuk Ungkapan Gambar Anak :
Bentuk ungkapan gambar anak merupakan hal yang berbeda dengan tahap-tahap perkembangan pola gambar dunia seni rupa anak. Yang dimaksud dengan bentuk ungkapan gambar anak adalah gaya atau style gambar buatan anak-anak. Ada beberapa gaya atau style yakni :
1. Gambar Ungkapan Ingatan
Gambar ungkapan ingatan meliputi gambar stereotipe dan gambar ideoplastis. Gambar stereotipe ialah gambar ungkapan ingatan secara berulang-ulang bentuk tertentu. Gambar stereotipe meliputi pengulangan total, obyek, dan unsur dari obyek.
     


Gambar streotipe meliputi :
1.       Pengulangan total
Pengulangan total ialah pengulangan menyeluruh dari obyek yang digambar tanpa variasi. Sipenggambar miskin dengan daya cipta, tidak kreatif, dan cepat puas. Misalnya gambar pemandangan alam yang sesuai dengan ingatannya, yakni dua buah gunung, matahari terbit, deretan pohon, dan bentangan sawah dikiri-kanan jalan
2.      Pengulangan obyek tertentu
Pengulangan obyek, yang digambar ulang hanya obyek tertentu dari aneka macam obyek, misalnya sebuah bidang digambari bentuk rumah model tertentu yang diulang-ulang dengan tataletak bervariasi diantara aneka gambar pohon, semak, awan, pagar, dan aneka ragam bentuk bunga.
3.      Pengulangan unsur atau bagian dari obyek
Pengulangan unsur dari obyek yang digambar, misalnya unsur mata hidung dan mulut manusia yang di gambarkan pada beberapa batang pohon dan matahari.
Gambar Ideoplastis
Gambar ideoplastis ialah gambar obyek tertentu tidak tembus pandang, berdimensi ruang didalamnya terdapat benda lain, misalnya gambar rumah tampak luar dengan segala perabotnya tampak. Hal ini dibuat berdasarkan apa yang diingat sipenggambarnya tentang benda-benda dalam ruang tertentu.

2. Gambar ungkapan Dimensi Ruang/Kedalaman
Dalam menggambar, dimensi ruang dapat diungkapkan dengan berbagai macam cara, antara lain cara deminesi, penumpukan, perebahan, tutup menutupi, perspektif burung terbang, dan pengecilan.

 Deminesi
Deminesi ialah cara menggambar ruang dan kedalaman dengan cara obyek dekat dibuat besar ukurannya dibanding dengan obyek jauh. Pengecualian ditemukan pada pada karya seni relief bangsa Mesir purba, tokoh berstatus sosial tertinggi seperti firaun di gambar dengan ukuran besar dibandingkan dengan rakyatnya.

 Penumpukan
Penumpukan obyek ialah cara menggambar obyek dekat dibagian bawah bidang gambar, makin jauh letaknya makin keatas, misalnya sebuah pohon posisinya dekat pemirsa, maka diletakkan bagian bawah bidang gambar, pohon yang jauh diletakkan dibagian atas bidang gambar.
 Perebahan
Perebahan ialah cara menggambar beberapa obyek dengan posisi seolah-olah si penggambar berada di tengah –tengah obyek tersebut. Contoh gambar deretan pohon yang posisinya dikanan kiri jalan yang mengarah ke garis cakrawala dengan posisi mendatar, deretan pohon tersebut di gambar demikian rupa sehingga letaknya tegak lurus terhadap garis tepi kiri-kanan jalan.
 Tutup menutupi
Tutup menutupi ialah cara menggambar sejumlah obyek dengan posisi dekat dan jauh, misalnya menggambar sejumlah rumah tampak depan, rumah yang letaknya dekat digambar lengkap mulai dari bagian dinding depan lengkap dengan jendela dan pintu masuk, hingga ke atapnya. Sederet rumah yang berada dibelakangnya hanya digambar bagian atapnya saja.
 Perspektif pandangan burung
Perspektif pandangan burung ialah cara menggambar obyek tampak atas layaknya pandangan seekor burung yang sedang melayang diudara. Misalnya menggambar sekelompok bangunan bertingkat diwilayah perkotaan, maka bagian atas atap bangunan terdapat tangki air, tempat jemuran pakaian, dllnya akan digambar dengan lengkap.
 Pengecilan
Sipenggambar sudah mampu bahwa obyek jauh akan nampak makin mengecil seperti mata kita melihat obyek tersebut.

Kemampuan Anak Mengolah Dan Mengkombinasi Warna :
Mengkombinasi warna pada gambar buatan anak-anak cenderung menyukai warna-warna primer dan netral dari pensil berwarna, crayon, atau spidol. Adapun warna primer yang dimaksud adalah merah, biru dan hijau. Sedangkan warna netral yang dimaksud ialah hitam, abu-abu, atau putih. Mengkombinasi warna yang sama dengan bahan pewarna buatan pabrik berupa pensil, crayon atau spidol tidak hanya dilakukan dikalangan anak-anak saja, tetapi juga dilakukan oleh orang-orang yang lebih dewasa, karena cara ini jauh lebih mudah pengerjaannya. Tetapi dengan perkembang industri bahan pewarna yang lebih canggih, maka pihak pabriklah yang mengolah warna primer menjadi warna sekunder, tersier atau warna – warna pastel yang lebih terang.
Mengolah warna, biasanya dilakukan oleh anak-anak tertentu yang sudah terlatih menggambar. Mereka umumnya dengan memakai tehnik sungging, yang mengutamakan gradasi /tingkatan warna dasar yang sama, misalnya dari merah tua secara bertahap-tahap kemerah muda pada suatu bidang tertentu. Ada juga yang mengolah warna dengan cara mencampur dua warna atau lebih dengan jalan tumpang tindih, sehingga hasilnya berupa warna-warna yang cenderung lebih gelap.